Selasa, 23 Mei 2017

Materi Kuliah Teknik Serta Pendekatan Konseling

Salam Membaca Rek!
Disini saya akan menjelaskan tentang Psikologi Perkembangan. Semoga postingan ini bermanfaat.
Selamat Membaca!!

Pendekatan Konseling 

Pendekatan Konseling (counseling approach) disebut juga teori konseling yang merupakan dasar bagi suatu praktek Konseling

Macam-macam pendekatan yang ada dalam Pendekatan Konseling :

  • Pendekatan Psikoanalisis merupakan teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotis. 

    Psikonalisis diciptakan oleh Sigmund Freud pada tahun 1986. Ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran. Sedangkan alam kesadarannya dapat diumpamakan puncak gunung es yang muncul ditngah laut. Sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkan alam ketaksadaran manusia. Pada kemunculannya, teori freud ini banyak mengundang kontroversi, eksplorasi, penelitian yang dijadikan landasan berpijak bagi aliran lain yang muncul kemudian. Mulanya freud menggunakan teori hipnotis untuk menangani pasiennya. Tetapi teknik ini ternyata tidak dapat digunakan pada semua pasien. Dalam pekembangannya, freud menggunakan teknik asosiasi bebas (free association) yang kemudian menjadi dasar dari psikonalisis. Teknik ini ditemukan ketika Freud melihat beberapa pasiennya tidak dapat dihipnotis atau tidak memberikan tanggapan terhadap sugestiatau pertanyaan yang mengungkapkan permasalahan klien (Gunarsa, 1996). Selanjutnya, Freud mengembangkan lagi teknik baru yang dikenal sebagai analisis mimpi.  

    Menurut Willis (2009) pengertian Psikonalisis meliputi tiga aspek penting yaitu :
    ·         Sebagai metode penelitian proses-proses psikis.
    ·         Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis.
    ·         Sebagai teori kepribadian.

    Adapun hal-hal yang perlu dibicarakan mengenai pendekatan psikonalisis ini adalah: bagaimana psikonalisis memandang kepribadian manusia, perkembangan kepribadian, kesadaran dan ketidaksadaran, mekanisme pertahanan ego, peran dan fungsi konselor, dan teknik-teknik terapi yang digunakan dalam psikonalisis.

    1. Dinamika Kepribadian Manusia
    ·         Freud memandang kepribadian manusia tersusun atas tiga sistem yang terpisah antara satu dengan yang lain, tetapi tetap saling mempengaruhi. Ketiga sistem itu dikenal sebagai Id, Ego, dan Superego.

    -          Id merupakan subsistem kepribadian asli yang dibawa manusia sejak awal ia dilahirkan didunia. Pemenuhan Id tidak dapat ditunda, karena itulah id dianggap seperti anak manja yang tidak berpikir logis dan bertindak hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah.

    -          Ego berbeda dengan id yangbekerja hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah, ego bertindak sebaliknya. Ego berperan menghadapi realitas hidup dan berasal dari kebudayaan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Cara kerja ego berdasarkan prinsip realitas yang melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan dunia riil.

    -          Superego merupakan kode moral bagi individu yang menentukan apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah.

    2. Perkembangan Kepribadian
    ·         Selain ketiga sistem yang dibicarakan diatas, perkembangan kepribadian manusia menurut versi Freud juga dipengaruhi oleh lima tahun pertama kehidupan yang dinamkan Freud sebagai perkembangan psikoseksual. Secara berurutan fase perkembangan tersebut meliputi fase oral, fase anal, fase phalik, fase laten, dan fase genital.

    3. Kesadaran dan Ketidaksadaran
    ·   Kesadaran dan ketidaksadaran adalah bagian konsep terpenting yang dikemukakan oleh
    Freud. Keduanya sangat menentukan tingkah laku dan permasalahan yang berhubungan dengan kepribadian manusia. Freud membagi kesadaran menjadi tiga bagian utama, yaitu alam sadar (conscious), alam prasadar (preconscious), dan alam bawah sadar (uncosious).

    4. Mekanisme Pertahanan Ego
    ·         Mekanisme pertahanan ego adalah cara yang digunakan individu untuk mengatasi kecemasan yang diakibatkan karena keinginannya tidak terpengaruhi.

    5. Peran dan Fungsi Konselor
    ·         Dalam melakukan praktik psikonalisis, seorang konselor akan bersikap anonym (konselor berusaha tidak kenal klien) dan hanya berbagi sedikit pengalaman dan perasaannya agar klien dapat memproyeksikan dirinyakepada konselor. Corey (2009) mengatakan bahwa fungsi utama konselor dalam psikonalisis adalah membantu klien mencapai kesadaran dirinya, jujur, mampu melakukanhubungan personal yang efektif, mampu menangani kecemasan serta realistis dan mampu mengendalikan tingkah laku yang impulsive dan irasional.

    6. Tujuan Psikoanalisis
    ·         Tujuan Psikoanalisis secara terperinci juga dikemukakan oleh Nelson Jones (dikutip dari Latipun, 2001), anatara lain:
    -        Bebas dari impuls.
    -        Memperkuat realitas atas dasar fungsi ego.
    -        Mengganti superego sebagai realitas kemanusiaan, bukan sebagai hukuman standar moral.

    Jadi hal yang paling ditekankan dalam psikoanalisis adalah perasaan-perasaan dan ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri, meskipun aspek kognitif juga patut dipertimbangkan.

    7.  Teknik Terapi dalam Psikoanalisis
    ·         Dalam hal ini konselor perlu mengetahui teknik-teknik terapi dalam psikoanalisis harus dilakukan untuk mencapai tujuan psikoanalisis seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam hal ini, ada lima teknik dasar yang diguanakan oleh konselor yaitu asosiasibebas, penafsiran, analisis resistensi, dan analisis transferensi (Corey, 2009).

    -          Pendekatan Eksistensial-Humanistis
    Pendekatan Eksistensial-Humanistis pada hakikatnya mempercayai bahwa individu memiliki potensi untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Pendekatan ini sangat menekankan tentang kebebasan yang bertanggung jawab. Jadi, individu diberikan kebebasan yang seluas-luasnya dalam melakukan tindakan, tetapi harus berani bertanggung jawab sekalipun mengandung risiko bagi dirinya sendiri. Pendekatan ini bukanlah suatu aliran terapi, dan bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik.

    -          Pendekatan Client- Centered
    Berbicara Pendekatan Client-Centered, mak kita akan mengenal Carl R. rogers yang mengembangkan client-cetered untuk diaplikasikanpada kelompok, keluarga, masyarakat, dan terlebih kepada individu. Pendekatan ini dikembangkan atas anggapannya mengenai keterbatasan dari psikoanalisis. Berbeda halnya dengan psikoanalisis yang mengatakan bahwa manusia cenderung deterministik, Rogers menyatakan bahwa manusia adalah pribadi-pribadi yang memiliki potensi untuk memecahkan permasalahannya sendiri.

    -          Pendekatan Gestalt
    Pendekatan Gestalt merupakan bentuk terapi perpaduan antara eksistensial-humanistis dan fenomenologi, sehingga memfokuskan diri pada pengalaman klien”here and now” dan memadukannya dengan bagian-bagian kepribadian yang terpecah di masa lalu. Menurut pandangan Gesgtalt, untuk mengetahui sesuatu hal kita harus, melihatnya secara keseluruhan, karena bila hanya melihat pada bagian tertentu saja, kita akankehilangan karakteristik penting lainnya. Hal ini juga berlaku pada tingkah laku manusia. Untuk menjadi pribadi yang sehat, individu harus merasakan dan menerima pengalamannya secara keseluruhan tanpa berusaha menghilangkan bagian-bagian tertentu. Ini dilakuakn untuk mencapai keseimbangan. Tetapi, pada individu yang tidak sehat sehingga menagalami ketidakseimbangan, maka akan muncul ketakutan dan ketegangan sehingga melakukan reaksi penghindaran dan menyadarinya secara nyata (Gunarsa,1996).

    -               Pendekatan Behavioristik (Terapi Tingkah Laku)
    Behavioristik adalah gabungan dari beberapa teori belajar yang dikemukakanoleh ahli yang berbeda. Terapi behavioristik digunakan sekitar awal 1960-an atas reaksi terhadap psikoanalisis yang dianggap tidak banyak membantu mengatasi masalah klien. Adapun aspek penting dari pendekatan ini adalah bahwa perilaku dapat didefinisikan secara operasional, diamati, dan diukur. Pendekatan behavioristik merupakan pilihan utama yang dilakukan oleh para konselor yang menghadapi masalah spesifik seperti gangguan makan, penyalahguanaan obat, dan disfungsi psikoseksual.

    -          Pendekatan Krisis
    Pendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan uapaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau bimbingn yang diarahkan kepada individu yang enagalami krisis atau masalah. Bimbingan ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami individu. Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh alairan psikoanalisis.

    -               Pendekatan Remedial
    Pendekatan Remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kekurangan atau kelemahan. Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu memperbaiki kekurangan/ kelemahan yang dialmi individu. Pendekatan remedial banyak mempengaruhi aliran psikologi behavioristik.[1][8]

    -               Pendekatan Preventif
    Pendekatan Preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan samapai masalah tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.

    -               Pendekatan Perkembangan
    Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.

    -               Pendekatan Kognitif
    Pendekatan Kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemapuan kognitif merupakan kunci yang membimbing tingkah laku anak. Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pendekatan konstruktivisme yang menjelaskan bahwa anak secara aktif menciptakan atau mengkreasi pengetahuan. Artinya, anak tidak pasif menerima pengetahuan dari lingkungannya.

    -               Pendekatan Belajar/Lingkungan
    Pendekatan ini melalui tingkah laku anak dalam kondisi dan prinsip-prinsip dalam belajar.

    -               Pendekatan Tradisional
    Dalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan waktunya untuk one-to-onerelationship terhadap siswa yang mengalami problem. Pembimbing sering mengadakan konsultasi dengan guru untuk meningkatkan suasana belajar yang fariabel dan kelancaran proses belajar. Pembimbing sering juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, akan tetapi pokok pembicaraan hanya berkisar pada anak yang mengalami problem saja, tidak meliputi keseluruhan siswa disekolah tersebut.

    -               Pendekatan Developmental
    Pendekatan ini memusatkan diri pada kepada anak-anak yang normal dan kepada usaha-usaha penciptaan suasana belajar yang efektif, sehat ,dan segar. Dalam hal ini, pembimbing tidak lagi bertanggung jawab atas testing program dan pengadministrasian data. Jika ia menyelenggarakan tes, bukan untuk kepentingan individual tetapi untuk keperluan keseluruhansiswa yang lebih luas lagi. Kegiatan tes individual ditangani oleh psikologi atau oleh stafnya.

    -               Pendekatan dalam Konseling Keluarga
    Tujuan dasar dari pendekatan ini adalah bekerja dengan struktur kontrak yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga terhadap konselor. Secra umum kontrak-kontrak ini memiliki tujuan suatu strukturkeluarga yng independen dan fungsional.

    -               Pendekatan Rasional Emotif
    Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasiona, tetapi juga kecenderungan-kecenderungan kea rah berpikir curang. Mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irasional itu, tetapi berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan, memutuskan ulang.

    -               Pendekatan fitrah
    Problem-problem yang merupakan kendala bagi baiknya perkembangan fitrah itu diselesaikan melalui proses konselingislam. Untuk itu, individu dibantu menemukan fitrahny, sehingga dapat selalu dekat dengan Allah SWT dan bimbingan untuk mengembangkan dirinya, agar mampu memecahkan masalh kehidupanny, serta dapat melakukan self counseling dengan bimbingan Allah.

    -        Pendekatan Scientific
    Pendekatan ini berdasarkan atas hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil tes dsb.

    Itulah beberapa pendekatan dalam bimbingan konseling yang sangat bermanfaat bagi para konselor. Dengan adanya pendekatan-pendekatan ini seorang konselor dapat dengan mudah mengatasi masalah kliennya.
     

      

    Demikianlah ilmu yang bisa saya berikan. Terus belajar jangan pernah bosan untuk membaca. Untuk membahas materi diatas silahkan bisa menuliskan dikolom komentar.

    Terima Kasih telah berkunjung di Blog saya.



     

Share:

Senin, 22 Mei 2017

Psikologi Perkembangan

Salam Membaca Rek!
Disini saya akan menjelaskan tentang Psikologi Perkembangan. Semoga postingan ini bermanfaat.
Selamat Membaca!!

Psikologi Perkembangan 

Psikologi Perkembangan  merupakan cabang dari psikologi. Psikologi sendiri merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yaitu Psychology. Istilah ini pada mulanya berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psyche, yang berarti roh, jiwa atau daya hidup, dan Logos yang berarti Ilmu. Jadi, secara harfiah Psychology berarti ilmu Jiwa.

Sedangkan Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu atau organism menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya Maturation yang berlangsung secara Sitematis, Progresif, dan Berkesinambungan, baik menyangkut fisik Jasmaniah maupun psikis Rohaniah.

Yang dimaksud dengan Sistematis dan Progresif adalah :
  • Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organism (fisik dan psikis) dan merupakan suatu kesatuan yang harmonis.
  • Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis).
  • Berkesinambungan, berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berkangsung secara beraturan atau berurutan, tidak terjadi secara kebetulan atau loncat-loncat.  

  Objek Psikologi Perkembangan 

  • Objek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari, atau diselidiki atau suatu unsur  yang ditentukan, sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran. Objek material mencakup apa saja, baik hal-hal yang konkret (misalnya kerohanian, nilai-nilai, ide-ide). Gerungan merinci Objek material pada fakta-fakta, gejala-gejala, atau pokok-pokok  yang nyata dipelajari dan diselidiki oleh ilmu pengetahuan. 
  • Objek formal adalah cara memandang, meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap objek materialnya serta prinsip-prnsip yang digunakannya. Jadi sudut dari mana objek material itu disoroti disebut objek formal. Dengan demikian kita bisa menyimpulkan bahwa objek formallah yang membedakan antara ilmu yang satu dengan yang lain.   
  • Jadi intinya, objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagi person. Disamping itu para psikolog juga tertarik akan masalah sampai seberapa jauhkah perkembangan masyarakatya. Perkembangan pribadi manusia ini berlangsung sejak konsepsi sampai mati. Perkembangan yang dimaksud adalah proses tertentu yaitu proses yang terus menerus, dan proses yang menuju ke depan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Istilah “perkembangan “ secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia                                                                                                                                                  Demikianlah ilmu yang bisa saya berikan. Terus belajar jangan pernah bosan untuk membaca. Untuk membahas materi diatas silahkan bisa menuliskan dikolom komentar.

    Terima Kasih telah berkunjung di Blog saya.
     

Share: