Salam Membaca Rek!
Disini saya akan menjelaskan tentang Psikologi Perkembangan. Semoga postingan ini bermanfaat.
Selamat Membaca!!
Pendekatan Konseling
Pendekatan Konseling (counseling approach) disebut juga teori
konseling yang merupakan dasar bagi suatu praktek Konseling.
Macam-macam pendekatan yang ada dalam Pendekatan Konseling :
Pendekatan Psikoanalisis merupakan
teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan
gangguan kepribadian dan perilaku neurotis.
Psikonalisis diciptakan oleh
Sigmund Freud pada tahun 1986. Ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur
kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran. Sedangkan alam
kesadarannya dapat diumpamakan puncak gunung es yang muncul ditngah laut.
Sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkan alam ketaksadaran
manusia.
Pada kemunculannya, teori freud ini banyak mengundang kontroversi, eksplorasi,
penelitian yang dijadikan landasan berpijak bagi aliran lain yang muncul
kemudian. Mulanya freud menggunakan teori hipnotis untuk menangani pasiennya.
Tetapi teknik ini ternyata tidak dapat digunakan pada semua pasien. Dalam
pekembangannya, freud menggunakan teknik asosiasi bebas (free association) yang kemudian menjadi dasar dari psikonalisis.
Teknik ini ditemukan ketika Freud melihat beberapa pasiennya tidak dapat
dihipnotis atau tidak memberikan tanggapan terhadap sugestiatau pertanyaan yang
mengungkapkan permasalahan klien (Gunarsa, 1996). Selanjutnya, Freud
mengembangkan lagi teknik baru yang dikenal sebagai analisis mimpi.
Menurut Willis (2009) pengertian Psikonalisis meliputi
tiga aspek penting yaitu :
·
Sebagai metode penelitian
proses-proses psikis.
·
Teknik untuk mengobati
gangguan-gangguan psikis.
·
Sebagai teori
kepribadian.
Adapun hal-hal yang perlu
dibicarakan mengenai pendekatan psikonalisis ini adalah: bagaimana psikonalisis
memandang kepribadian manusia, perkembangan kepribadian, kesadaran dan
ketidaksadaran, mekanisme pertahanan ego, peran dan fungsi konselor, dan
teknik-teknik terapi yang digunakan dalam psikonalisis.
1. Dinamika
Kepribadian Manusia
·
Freud memandang
kepribadian manusia tersusun atas tiga sistem yang terpisah antara satu dengan
yang lain, tetapi tetap saling mempengaruhi. Ketiga sistem itu dikenal sebagai Id,
Ego, dan Superego.
-
Id
merupakan subsistem kepribadian asli yang dibawa manusia sejak awal ia
dilahirkan didunia. Pemenuhan Id tidak dapat ditunda, karena itulah id dianggap
seperti anak manja yang tidak berpikir logis dan bertindak hanya untuk
memuaskan kebutuhan naluriah.
-
Ego
berbeda dengan id yangbekerja hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah, ego
bertindak sebaliknya. Ego berperan menghadapi realitas hidup dan berasal dari
kebudayaan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Cara kerja ego
berdasarkan prinsip realitas yang melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan
dunia riil.
-
Superego
merupakan kode moral bagi individu yang menentukan apakah suatu tindakan baik
atau buruk, benar atau salah.
2. Perkembangan Kepribadian
·
Selain ketiga sistem yang
dibicarakan diatas, perkembangan kepribadian manusia menurut versi Freud juga
dipengaruhi oleh lima tahun pertama kehidupan yang dinamkan Freud sebagai
perkembangan psikoseksual. Secara berurutan fase perkembangan tersebut meliputi
fase oral, fase anal, fase phalik, fase laten, dan fase genital.
3. Kesadaran dan Ketidaksadaran
·
Kesadaran dan
ketidaksadaran adalah bagian konsep terpenting yang dikemukakan oleh
Freud. Keduanya sangat menentukan tingkah laku dan permasalahan yang
berhubungan dengan kepribadian manusia. Freud membagi kesadaran menjadi tiga
bagian utama, yaitu alam sadar (conscious), alam prasadar (preconscious), dan
alam bawah sadar (uncosious).
4. Mekanisme Pertahanan Ego
·
Mekanisme pertahanan ego
adalah cara yang digunakan individu untuk mengatasi kecemasan yang diakibatkan
karena keinginannya tidak terpengaruhi.
5. Peran dan Fungsi Konselor
·
Dalam melakukan praktik
psikonalisis, seorang konselor akan bersikap anonym (konselor berusaha tidak
kenal klien) dan hanya berbagi sedikit pengalaman dan perasaannya agar klien
dapat memproyeksikan dirinyakepada konselor. Corey (2009) mengatakan bahwa
fungsi utama konselor dalam psikonalisis adalah membantu klien mencapai
kesadaran dirinya, jujur, mampu melakukanhubungan personal yang efektif, mampu
menangani kecemasan serta realistis dan mampu mengendalikan tingkah laku yang
impulsive dan irasional.
6. Tujuan Psikoanalisis
·
Tujuan Psikoanalisis
secara terperinci juga dikemukakan oleh Nelson Jones (dikutip dari Latipun,
2001), anatara lain:
-
Bebas dari impuls.
-
Memperkuat realitas atas
dasar fungsi ego.
-
Mengganti superego
sebagai realitas kemanusiaan, bukan sebagai hukuman standar moral.
Jadi hal yang paling ditekankan dalam
psikoanalisis adalah perasaan-perasaan dan ingatan yang berkaitan dengan
pemahaman diri, meskipun aspek kognitif juga patut dipertimbangkan.
7. Teknik
Terapi dalam Psikoanalisis
·
Dalam hal ini konselor
perlu mengetahui teknik-teknik terapi dalam psikoanalisis harus dilakukan untuk
mencapai tujuan psikoanalisis seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam
hal ini, ada lima teknik dasar yang diguanakan oleh konselor yaitu
asosiasibebas, penafsiran, analisis resistensi, dan analisis transferensi
(Corey, 2009).
-
Pendekatan Eksistensial-Humanistis
Pendekatan Eksistensial-Humanistis pada hakikatnya mempercayai bahwa individu memiliki potensi untuk
secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan
lingkungannya. Pendekatan ini sangat menekankan tentang kebebasan yang
bertanggung jawab. Jadi, individu diberikan kebebasan yang seluas-luasnya dalam
melakukan tindakan, tetapi harus berani bertanggung jawab sekalipun mengandung
risiko bagi dirinya sendiri. Pendekatan ini bukanlah suatu aliran terapi, dan
bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik.
-
Pendekatan Client- Centered
Berbicara
Pendekatan Client-Centered, mak kita akan mengenal Carl R. rogers yang mengembangkan client-cetered untuk diaplikasikanpada kelompok, keluarga,
masyarakat, dan terlebih kepada individu. Pendekatan ini dikembangkan atas
anggapannya mengenai keterbatasan dari psikoanalisis. Berbeda halnya dengan
psikoanalisis yang mengatakan bahwa manusia cenderung deterministik, Rogers
menyatakan bahwa manusia adalah pribadi-pribadi yang memiliki potensi untuk
memecahkan permasalahannya sendiri.
-
Pendekatan Gestalt
Pendekatan
Gestalt merupakan bentuk terapi perpaduan antara
eksistensial-humanistis dan fenomenologi, sehingga memfokuskan diri pada
pengalaman klien”here and now”
dan memadukannya dengan bagian-bagian kepribadian yang terpecah di masa lalu.
Menurut pandangan Gesgtalt, untuk mengetahui sesuatu hal kita harus, melihatnya
secara keseluruhan, karena bila hanya melihat pada bagian tertentu saja, kita
akankehilangan karakteristik penting lainnya. Hal ini juga berlaku pada tingkah
laku manusia. Untuk menjadi pribadi yang sehat, individu harus merasakan dan
menerima pengalamannya secara keseluruhan tanpa berusaha menghilangkan
bagian-bagian tertentu. Ini dilakuakn untuk mencapai keseimbangan. Tetapi, pada
individu yang tidak sehat sehingga menagalami ketidakseimbangan, maka akan
muncul ketakutan dan ketegangan sehingga melakukan reaksi penghindaran dan
menyadarinya secara nyata (Gunarsa,1996).
-
Pendekatan Behavioristik (Terapi Tingkah Laku)
Behavioristik
adalah gabungan dari beberapa teori belajar yang dikemukakanoleh ahli
yang berbeda. Terapi behavioristik digunakan sekitar awal 1960-an atas reaksi
terhadap psikoanalisis yang dianggap tidak banyak membantu mengatasi masalah
klien. Adapun aspek penting dari pendekatan ini adalah bahwa perilaku dapat
didefinisikan secara operasional, diamati, dan diukur. Pendekatan behavioristik
merupakan pilihan utama yang dilakukan oleh para konselor yang menghadapi
masalah spesifik seperti gangguan makan, penyalahguanaan obat, dan disfungsi
psikoseksual.
-
Pendekatan Krisis
Pendekatan
krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan
uapaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau
bimbingn yang diarahkan kepada individu yang enagalami krisis atau masalah.
Bimbingan ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami individu.
Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh alairan psikoanalisis.
-
Pendekatan Remedial
Pendekatan
Remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan
kepada individu yang mengalami kekurangan atau kelemahan. Tujuan bimbingan ini
adalah untuk membantu memperbaiki kekurangan/ kelemahan yang dialmi individu.
Pendekatan remedial banyak mempengaruhi aliran psikologi behavioristik.[1][8]
-
Pendekatan Preventif
Pendekatan
Preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada
antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan samapai masalah
tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti
informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.
-
Pendekatan Perkembangan
Dalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua
individu, bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Bimbingan
perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal
melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran
bakat dan minat.
-
Pendekatan Kognitif
Pendekatan
Kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemapuan
kognitif merupakan kunci yang membimbing tingkah laku anak. Pendekatan ini
dapat dikatakan sebagai pendekatan konstruktivisme yang menjelaskan bahwa anak
secara aktif menciptakan atau mengkreasi pengetahuan. Artinya, anak tidak pasif
menerima pengetahuan dari lingkungannya.
-
Pendekatan Belajar/Lingkungan
Pendekatan ini melalui tingkah laku anak dalam kondisi dan
prinsip-prinsip dalam belajar.
-
Pendekatan Tradisional
Dalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan waktunya untuk one-to-onerelationship terhadap siswa yang mengalami problem. Pembimbing sering mengadakan konsultasi
dengan guru untuk meningkatkan suasana belajar yang fariabel dan kelancaran
proses belajar. Pembimbing sering juga mengadakan pertemuan dengan orang tua
siswa, akan tetapi pokok pembicaraan hanya berkisar pada anak yang mengalami
problem saja, tidak meliputi keseluruhan siswa disekolah tersebut.
-
Pendekatan Developmental
Pendekatan ini memusatkan diri pada kepada anak-anak yang normal dan
kepada usaha-usaha penciptaan suasana belajar yang efektif, sehat ,dan segar.
Dalam hal ini, pembimbing tidak lagi bertanggung jawab atas testing program dan
pengadministrasian data. Jika ia menyelenggarakan tes, bukan untuk kepentingan
individual tetapi untuk keperluan keseluruhansiswa yang lebih luas lagi.
Kegiatan tes individual ditangani oleh psikologi atau oleh stafnya.
-
Pendekatan dalam Konseling Keluarga
Tujuan dasar dari pendekatan ini adalah bekerja dengan struktur kontrak
yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga terhadap konselor. Secra umum
kontrak-kontrak ini memiliki tujuan suatu strukturkeluarga yng independen dan
fungsional.
-
Pendekatan Rasional Emotif
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasiona, tetapi juga
kecenderungan-kecenderungan kea rah berpikir curang. Mereka cenderung untuk
menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irasional itu, tetapi berorientasi
kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis,
melakukan, memutuskan ulang.
-
Pendekatan fitrah
Problem-problem yang merupakan kendala bagi baiknya perkembangan fitrah
itu diselesaikan melalui proses konselingislam. Untuk itu, individu dibantu
menemukan fitrahny, sehingga dapat selalu dekat dengan Allah SWT dan bimbingan
untuk mengembangkan dirinya, agar mampu memecahkan masalh kehidupanny, serta
dapat melakukan self counseling dengan bimbingan Allah.
-
Pendekatan Scientific
Pendekatan ini berdasarkan atas hasil wawancara, hasil penelitian
prestasi belajar, hasil tes dsb.
Itulah beberapa
pendekatan dalam bimbingan konseling yang sangat bermanfaat bagi para konselor.
Dengan adanya pendekatan-pendekatan ini seorang konselor dapat dengan mudah
mengatasi masalah kliennya.
Demikianlah ilmu yang
bisa saya berikan. Terus belajar jangan pernah bosan untuk membaca. Untuk
membahas materi diatas silahkan bisa menuliskan dikolom komentar.
Terima Kasih telah berkunjung di Blog saya.
Pendekatan Konseling
Pendekatan Konseling (counseling approach) disebut juga teori konseling yang merupakan dasar bagi suatu praktek Konseling.
Macam-macam pendekatan yang ada dalam Pendekatan Konseling :
Pendekatan Psikoanalisis merupakan teori pertama yang muncul dalam psikologi khususnya yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotis.
Psikonalisis diciptakan oleh Sigmund Freud pada tahun 1986. Ia mengemukakan pandangannya bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran. Sedangkan alam kesadarannya dapat diumpamakan puncak gunung es yang muncul ditngah laut. Sebagian besar gunung es yang terbenam itu diibaratkan alam ketaksadaran manusia. Pada kemunculannya, teori freud ini banyak mengundang kontroversi, eksplorasi, penelitian yang dijadikan landasan berpijak bagi aliran lain yang muncul kemudian. Mulanya freud menggunakan teori hipnotis untuk menangani pasiennya. Tetapi teknik ini ternyata tidak dapat digunakan pada semua pasien. Dalam pekembangannya, freud menggunakan teknik asosiasi bebas (free association) yang kemudian menjadi dasar dari psikonalisis. Teknik ini ditemukan ketika Freud melihat beberapa pasiennya tidak dapat dihipnotis atau tidak memberikan tanggapan terhadap sugestiatau pertanyaan yang mengungkapkan permasalahan klien (Gunarsa, 1996). Selanjutnya, Freud mengembangkan lagi teknik baru yang dikenal sebagai analisis mimpi.
Menurut Willis (2009) pengertian Psikonalisis meliputi tiga aspek penting yaitu :· Sebagai metode penelitian proses-proses psikis.· Teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis.· Sebagai teori kepribadian.Adapun hal-hal yang perlu dibicarakan mengenai pendekatan psikonalisis ini adalah: bagaimana psikonalisis memandang kepribadian manusia, perkembangan kepribadian, kesadaran dan ketidaksadaran, mekanisme pertahanan ego, peran dan fungsi konselor, dan teknik-teknik terapi yang digunakan dalam psikonalisis.1. Dinamika Kepribadian Manusia· Freud memandang kepribadian manusia tersusun atas tiga sistem yang terpisah antara satu dengan yang lain, tetapi tetap saling mempengaruhi. Ketiga sistem itu dikenal sebagai Id, Ego, dan Superego.- Id merupakan subsistem kepribadian asli yang dibawa manusia sejak awal ia dilahirkan didunia. Pemenuhan Id tidak dapat ditunda, karena itulah id dianggap seperti anak manja yang tidak berpikir logis dan bertindak hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah.- Ego berbeda dengan id yangbekerja hanya untuk memuaskan kebutuhan naluriah, ego bertindak sebaliknya. Ego berperan menghadapi realitas hidup dan berasal dari kebudayaan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Cara kerja ego berdasarkan prinsip realitas yang melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan dunia riil.- Superego merupakan kode moral bagi individu yang menentukan apakah suatu tindakan baik atau buruk, benar atau salah.2. Perkembangan Kepribadian· Selain ketiga sistem yang dibicarakan diatas, perkembangan kepribadian manusia menurut versi Freud juga dipengaruhi oleh lima tahun pertama kehidupan yang dinamkan Freud sebagai perkembangan psikoseksual. Secara berurutan fase perkembangan tersebut meliputi fase oral, fase anal, fase phalik, fase laten, dan fase genital.3. Kesadaran dan Ketidaksadaran· Kesadaran dan ketidaksadaran adalah bagian konsep terpenting yang dikemukakan olehFreud. Keduanya sangat menentukan tingkah laku dan permasalahan yang berhubungan dengan kepribadian manusia. Freud membagi kesadaran menjadi tiga bagian utama, yaitu alam sadar (conscious), alam prasadar (preconscious), dan alam bawah sadar (uncosious).4. Mekanisme Pertahanan Ego· Mekanisme pertahanan ego adalah cara yang digunakan individu untuk mengatasi kecemasan yang diakibatkan karena keinginannya tidak terpengaruhi.5. Peran dan Fungsi Konselor· Dalam melakukan praktik psikonalisis, seorang konselor akan bersikap anonym (konselor berusaha tidak kenal klien) dan hanya berbagi sedikit pengalaman dan perasaannya agar klien dapat memproyeksikan dirinyakepada konselor. Corey (2009) mengatakan bahwa fungsi utama konselor dalam psikonalisis adalah membantu klien mencapai kesadaran dirinya, jujur, mampu melakukanhubungan personal yang efektif, mampu menangani kecemasan serta realistis dan mampu mengendalikan tingkah laku yang impulsive dan irasional.6. Tujuan Psikoanalisis· Tujuan Psikoanalisis secara terperinci juga dikemukakan oleh Nelson Jones (dikutip dari Latipun, 2001), anatara lain:- Bebas dari impuls.- Memperkuat realitas atas dasar fungsi ego.- Mengganti superego sebagai realitas kemanusiaan, bukan sebagai hukuman standar moral.Jadi hal yang paling ditekankan dalam psikoanalisis adalah perasaan-perasaan dan ingatan yang berkaitan dengan pemahaman diri, meskipun aspek kognitif juga patut dipertimbangkan.7. Teknik Terapi dalam Psikoanalisis· Dalam hal ini konselor perlu mengetahui teknik-teknik terapi dalam psikoanalisis harus dilakukan untuk mencapai tujuan psikoanalisis seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Dalam hal ini, ada lima teknik dasar yang diguanakan oleh konselor yaitu asosiasibebas, penafsiran, analisis resistensi, dan analisis transferensi (Corey, 2009).- Pendekatan Eksistensial-HumanistisPendekatan Eksistensial-Humanistis pada hakikatnya mempercayai bahwa individu memiliki potensi untuk secara aktif memilih dan membuat keputusan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya. Pendekatan ini sangat menekankan tentang kebebasan yang bertanggung jawab. Jadi, individu diberikan kebebasan yang seluas-luasnya dalam melakukan tindakan, tetapi harus berani bertanggung jawab sekalipun mengandung risiko bagi dirinya sendiri. Pendekatan ini bukanlah suatu aliran terapi, dan bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik.- Pendekatan Client- CenteredBerbicara Pendekatan Client-Centered, mak kita akan mengenal Carl R. rogers yang mengembangkan client-cetered untuk diaplikasikanpada kelompok, keluarga, masyarakat, dan terlebih kepada individu. Pendekatan ini dikembangkan atas anggapannya mengenai keterbatasan dari psikoanalisis. Berbeda halnya dengan psikoanalisis yang mengatakan bahwa manusia cenderung deterministik, Rogers menyatakan bahwa manusia adalah pribadi-pribadi yang memiliki potensi untuk memecahkan permasalahannya sendiri.- Pendekatan GestaltPendekatan Gestalt merupakan bentuk terapi perpaduan antara eksistensial-humanistis dan fenomenologi, sehingga memfokuskan diri pada pengalaman klien”here and now” dan memadukannya dengan bagian-bagian kepribadian yang terpecah di masa lalu. Menurut pandangan Gesgtalt, untuk mengetahui sesuatu hal kita harus, melihatnya secara keseluruhan, karena bila hanya melihat pada bagian tertentu saja, kita akankehilangan karakteristik penting lainnya. Hal ini juga berlaku pada tingkah laku manusia. Untuk menjadi pribadi yang sehat, individu harus merasakan dan menerima pengalamannya secara keseluruhan tanpa berusaha menghilangkan bagian-bagian tertentu. Ini dilakuakn untuk mencapai keseimbangan. Tetapi, pada individu yang tidak sehat sehingga menagalami ketidakseimbangan, maka akan muncul ketakutan dan ketegangan sehingga melakukan reaksi penghindaran dan menyadarinya secara nyata (Gunarsa,1996).- Pendekatan Behavioristik (Terapi Tingkah Laku)Behavioristik adalah gabungan dari beberapa teori belajar yang dikemukakanoleh ahli yang berbeda. Terapi behavioristik digunakan sekitar awal 1960-an atas reaksi terhadap psikoanalisis yang dianggap tidak banyak membantu mengatasi masalah klien. Adapun aspek penting dari pendekatan ini adalah bahwa perilaku dapat didefinisikan secara operasional, diamati, dan diukur. Pendekatan behavioristik merupakan pilihan utama yang dilakukan oleh para konselor yang menghadapi masalah spesifik seperti gangguan makan, penyalahguanaan obat, dan disfungsi psikoseksual.- Pendekatan KrisisPendekatan krisis disebut juga pendekatan kuratif merupakan uapaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau bimbingn yang diarahkan kepada individu yang enagalami krisis atau masalah. Bimbingan ini bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami individu. Pendekatan ini banyak dipengaruhi oleh alairan psikoanalisis.- Pendekatan RemedialPendekatan Remedial merupakan pendekatan bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kekurangan atau kelemahan. Tujuan bimbingan ini adalah untuk membantu memperbaiki kekurangan/ kelemahan yang dialmi individu. Pendekatan remedial banyak mempengaruhi aliran psikologi behavioristik.[1][8]- Pendekatan PreventifPendekatan Preventif merupakan pendekatan yang diarahkan pada antisipasi masalah-masalah umum individu, mencegah jangan samapai masalah tersebut menimpa individu. Pembimbing memberikan beberapa upaya, seperti informasi dan keterampilan untuk mencegah masalah tersebut.- Pendekatan PerkembanganDalam pendekatan ini, layanan bimbingan diberikan kepada semua individu, bukan hanya pada individu yang menghadapi masalah. Bimbingan perkembangan dapat dilaksanakan secara individual, kelompok, bahkan klasikal melalui layanan pemberian informasi, diskusi, proses kelompok, serta penyaluran bakat dan minat.- Pendekatan KognitifPendekatan Kognitif didasarkan pada asumsi bahwa kemapuan kognitif merupakan kunci yang membimbing tingkah laku anak. Pendekatan ini dapat dikatakan sebagai pendekatan konstruktivisme yang menjelaskan bahwa anak secara aktif menciptakan atau mengkreasi pengetahuan. Artinya, anak tidak pasif menerima pengetahuan dari lingkungannya.- Pendekatan Belajar/LingkunganPendekatan ini melalui tingkah laku anak dalam kondisi dan prinsip-prinsip dalam belajar.- Pendekatan TradisionalDalam konseling, konselor lebih banyak menggunakan waktunya untuk one-to-onerelationship terhadap siswa yang mengalami problem. Pembimbing sering mengadakan konsultasi dengan guru untuk meningkatkan suasana belajar yang fariabel dan kelancaran proses belajar. Pembimbing sering juga mengadakan pertemuan dengan orang tua siswa, akan tetapi pokok pembicaraan hanya berkisar pada anak yang mengalami problem saja, tidak meliputi keseluruhan siswa disekolah tersebut.- Pendekatan DevelopmentalPendekatan ini memusatkan diri pada kepada anak-anak yang normal dan kepada usaha-usaha penciptaan suasana belajar yang efektif, sehat ,dan segar. Dalam hal ini, pembimbing tidak lagi bertanggung jawab atas testing program dan pengadministrasian data. Jika ia menyelenggarakan tes, bukan untuk kepentingan individual tetapi untuk keperluan keseluruhansiswa yang lebih luas lagi. Kegiatan tes individual ditangani oleh psikologi atau oleh stafnya.- Pendekatan dalam Konseling KeluargaTujuan dasar dari pendekatan ini adalah bekerja dengan struktur kontrak yang dilakukan oleh setiap anggota keluarga terhadap konselor. Secra umum kontrak-kontrak ini memiliki tujuan suatu strukturkeluarga yng independen dan fungsional.- Pendekatan Rasional EmotifManusia dilahirkan dengan potensi untuk berpikir rasiona, tetapi juga kecenderungan-kecenderungan kea rah berpikir curang. Mereka cenderung untuk menjadi korban dari keyakinan-keyakinan yang irasional itu, tetapi berorientasi kognitif-tingkah laku-tindakan, dan menekankan berpikir, menilai, menganalisis, melakukan, memutuskan ulang.- Pendekatan fitrahProblem-problem yang merupakan kendala bagi baiknya perkembangan fitrah itu diselesaikan melalui proses konselingislam. Untuk itu, individu dibantu menemukan fitrahny, sehingga dapat selalu dekat dengan Allah SWT dan bimbingan untuk mengembangkan dirinya, agar mampu memecahkan masalh kehidupanny, serta dapat melakukan self counseling dengan bimbingan Allah.- Pendekatan ScientificPendekatan ini berdasarkan atas hasil wawancara, hasil penelitian prestasi belajar, hasil tes dsb.Itulah beberapa pendekatan dalam bimbingan konseling yang sangat bermanfaat bagi para konselor. Dengan adanya pendekatan-pendekatan ini seorang konselor dapat dengan mudah mengatasi masalah kliennya.
Demikianlah ilmu yang bisa saya berikan. Terus belajar jangan pernah bosan untuk membaca. Untuk membahas materi diatas silahkan bisa menuliskan dikolom komentar.
Terima Kasih telah berkunjung di Blog saya.
0 komentar:
Posting Komentar